Dariku Untuk Kartini Muda Indonesia

““Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki” R.A. Kartini

April Move!

Janganlah kita habiskan masa-masa muda kita untuk melakukan hal-hal tidak bermanfaat yang banyak mudharatnya. April Move ini kita jadikan evaluasi besar-besaran dan semoga banyak perubahan-perubahan baik yang kita dapatkan di bulan ini.

Peternakanku Riwayatmu Kini

Ada anekdot yang berkembang, kanapa usaha penggemukan sapi di Indonesia hasilnya tidak memuaskan, tidak seperti industri penggemukan sapi di negara-negara penghasil daging seperti Australia atau lainnya?

Kisah Sukses Raden Febrianto Christi,S.Pt.

“ Akademik itu memang penting, tetapi untuk penunjang dan pelengkap diperlukan organisasi, organisasi tak lain untuk belajar bersosialisasi, organisasi itu sebagai wadah untuk berlatih berbicara, dan percaya diri karena tak jarang mahasiswa jika berbicara didepan suka ‘gempeur’ ”

Saturday, 7 December 2013

Salam Redaksi Edisi 3

“Oleh karena itu, sejak dahulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan setiap masyarakat, rahasia kekuatan pada setiap kebangkitan, dan pembawa bendera setiap pemikiran. ‘sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk’ (A-Kahfi: 13) ” -Imam Syahid-

Taqabalallahu minna wa minkum
Segala puji milik Allah yang dengan karunianya sempurnalah segenap kebaikan. Salawat serta salam semoga dilimpahkan Allah swt. kepada pengajar kebaikan, yang menunjukkan manusia kepada kebenaran, pemimpin dan imam kita, panutan dan kekasih kita, Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan benar hingga hari kiamat.
Sungguh sangat bahagia rasanya kami dapat hadir kembali dihadapan Sahabat Pena bertepatan dengan masuknya semester baru dan kita bersama telah kedatangan keluarga baru, mahasiswa angkatan 2013. Segenap tim redaksi Pena An-nahl juga ingin mengucapkan ‘Selamat datang pemuda padjadjaran dikampus perjuangan!’.
Lama kiranya kita telah menikmati masa liburan panjang. Banyak aktivitas dan momentum yang kita lewati bersama. Sebagian Sahabat Pena menikmati bulan Ramadhannya jauh dari keluarga karena kegiatan KKNM dan juga mempersiapkan penyambutan mahasiswa baru. Setelah itu, hari yang di nanti pun tiba, Idul Fitri 1434 H atau lebaran dan mudik akbar. Berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan sanak saudara lainnya. Makanan khas lebaran pun tak luput dari santapan kita. Tak berselang lama, kembali kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke 68. Berbagai macam perlombaan di selenggarakan, tarik tambang, makan kerupuk, balap karung, juga panjat pinang. Kebahagiaan pun rasanya masih terasa saat kita kembali merajut mimpi-mimpi di langit bumi padjadjaran. Selamat berjuang kawan!
Sahabat pena, dalam edisi yang ke 3 ini banyak sekali kegiatan selama liburan yang tidak dapat kami liput. Selain kesibukan beberapa tim redaksi, juga keadaan Pena An-Nahl yang memang belum stabil karena masih dalam tahap perintisan. Dengan segala kekurangan yang ada kami patut bersyukur, karena sambutan para Sahabat Pena dari hari ke hari semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya masukan dan apresiasi kepada Pena An-Nahl. Kami ingin mengucapkan terimakasih untuk dukungan dan doanya dari teman-teman semua.
Topik utama pada edisi yang ke 3 ini adalah ‘Potret Budaya Mendidik Yang Terdidik’. Selain kita ingin berbagi cerita untuk sahabat pena yang baru, adik-adik mahasiswa baru yang sedang beranjak memasuki gerbang perkuliahan, tulisan-tulisan ini juga memuat bagaimana tradisi yang membudaya dalam mahasiswa di setiap kegiatan penerimaan mahasisawa baru. Ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai bagaimana sih rasanya menjadi mahasiswa, dan apa saja hal-hal yang dilakukan saat kita menjadi seorang mahasiswa juga bagaimana tips menjadi mahasiswa aktif dan berprestasi di kampus. Banyak juga tulisan yang menarik dan inspiratif, semoga dapat bermanfaat. Selamat membaca !

Saturday, 7 September 2013

Ki Hajar Dewantara


Hai sobat-sobat pena,tak terasa bulan kelima di tahun 2013 ini telah menyapa kita. Gimana nih kabarnya di bulan mei ini ? pastinya cetar selalu yah hehe
Bicara bulan mei ada moment apa sih di bulan ini? Kita ambil tanggal awal yah ,,tanggal 2 Mei ada yang ingat peringatan apa? Yah hari pendidikan nasional. Semua manusia mau itu para professor,intelek,pengusaha,sampai pada pedagangpun pasti tahu tentang pendidikan. Sesuatu yang sudah sangat lazim di negeri ini. Indonesia pun punya sejarah pendidikan di masa lampau yang di prakarsai oleh seorang pahlawan yang tangguh. Siapakah tokoh tersebut ? yah Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara adalah tokoh dan pelopor pendidikan yang telah mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922. Semboyan "Tut wuri handayani", atau aslinya: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Menurut ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan hal yang penting untuk memerdekakan manusia dari kebodohan. Tidak hanya itu beliau juga memandang sebuah pendidikan juga harus bersinergis dengan aspek batiniah,seperti moral,martabat ,norma, religi, Aspek soaial kemasyarakatan, keluhuran, kebajikan dan lain-lain.
Pahlawan yang satu ini berhasil membuat sejarah tentang pendidikan dan mencerdaskan bangsa Indonesia. Mencetak peserta didik yang cerdas dan pendidik yang profesional.
Dan itulah sekilas potret pendidikan di Indonesia sampai masa kini yang tak bisa lepas dari sejarahnya itu sendiri. Dengan tujuan mencetak generasi-generasi yang ulung dalam bidangnya dan bermoral yang baik.
Oke,, kita lihat dunia luar yah gimana sih system pendidikan mereka? Ada yang menarik nih ,,katanya eh katanya Negara Finlandia memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Wahhh..emang gimana sistemnya ? jadi penasaran deh hehe
Menurut info yang di dapatkan ,,di Negara Finlandia itu pertama tidak ada kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah. sekolah diberikan kebebasan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi unggul daerahnya masing-masing . contoh di Indonesia sekolah itu di terletak di Bali mungkin yg lebih di utamakan adalah kurikulum pengembangan Budaya, Seni Tari, Ukir, Pahat dan sejnisnya. Pastinya akan banyak para ahli lokal yg pandai memanfaatkan potensi daerahnya. Kedua tidak ada Akreditasi (Pemeringkatan) sekolah oleh pemerintah, yg ada akreditasi oleh Masyarakat; Jadi masyarakat melihat langsung apakah anak mereka yg didik di sekolah tersebut menjadi semakin baik, beretika dan cerdas atau malah sebaliknya. Jadi sekolah tidak dinilai oleh satu pihak saja, melainkan langsung oleh usernya yakni masyarakat. Jadi sekolah berusaha untuk menjadi yg terbaik dengan memberikan bukti langsung kepada masyarakat yg menilainya. Fungsi pemerintah lebih sebagai konselor atau Konsultan Pembimbing bagi sekolah dan mengembangkan sistem sekolahnya bukan Lembaga Akreditasi. Mencatat sekolah2 yg dianggap berhasil oleh masyarakat dan membantu sekolah-sekolah yg belum dianggap berhasil. Ketiga Tidak ada standar ujian negara, melain berbasiskan pada proses hasil pembelajaran dari hari ke hari dari masing-masing anak, tanpa dibandingkan melalui sistem Rangking. Jadi tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan anak yg terbaik sesuai bidang yg diminati dan kemampuannya sendiri-sendiri bukan untuk mengejar peringkat dalam satu kelas atau satu sekolah. karena prinsip pendidikan adalah mencerdaskan semua anak bukan untuk Merangking mereka dari yg terpintar hingga yg terbodoh. Keempat adalah tidak ada standar Nasional kecukupan minimal untuk nilai masing-masing pelajaran (karena tiap anak memiliki kecepatan belajar yg berbeda-beda dan kemampuan berbeda untuk bidang pelajaran yg berbeda).
Itulah sekilas potret sistem pendidikan di Negara Finlandia. Sehingga membentuk didikan yang ber- standar etika moral nasional sebagai Pondasi Dasar membantuk Bangsa Yang Kuat dan Cerdas.
Sepertinya tidak terlalu sulit yah untuk mencontoh dan menjadi Negara berpendidikan terbaik di dunia ,,jika kita mau kita pasti bisa. Dan mudah-mudahan Indonesia untuk kedepan bisa lebih baik dalam bidang pendidikannya. Indonesia pasti bisa karena ia mempunyai para agen perubah bangsa, yaitu kita  caranya? Dengan memperingati hari pendidikan nasional ini maka Jadilah Ki Hajar Dewantara masa kini 

Potret Pendidikan di Negeriku



Dulu cakrawala ilmu sangat bersinar terang

Menyongsong menjemput manfaat yang membawa nikmat

Dulu para intelektual amat tersohor

Menyumbangkan segala prestasi menuai kejayaan

Namun, adakah lagi sinar terang itu?

Yang memjadikan nya kembali bersinar dengan indah

Akankah ada anak-anak yang menjadi pengemis?

Menjadi pengamen jalanan , mengais sampah dan bertebaran di jalan raya?

Sungguh ini lah potret kehidupan negeri ku

Cakrawala itu kini semakin redup , dan mulai padam

Padahal masih ada semangat yang ingin di kobarkan

Tetapi rasanya ada hambatan yang menjadikannya terhenti

Wahai negeri , kemanakah gerangan cahaya itu?

Kami disini haus dengan ilmu , tetapi mengapa kami tidak merasakannya?

Haruskah ilmu itu kami bayar dengan mahal?

Masihkah harus kami lewati jalan duri

Untuk bisa menggapai mimpi

Mengejar matahari dan mulai membangun cakrawala itu?

Mendidik Yang Terdidik : Menjadi Mahasiswa yang berbudi, kreatif, cerdas dan aktif


Hai sobat pena!
Alhamdulillah senang sekali kali ini Pena bisa berbagi cerita lagi kepada sobat pena. Kali ini edisi spesial buat adik-adik mahasiswa baru yang sedang beranjak memasuki gerbang perkuliahan juga untuk mencharger lagi teman-teman yang sudah menjadi kakak-kakak tingkat. Ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai bagaimana sih rasanya menjadi mahasiswa, dan apa saja hal-hal yang dilakukan saat kita menjadi seorang mahasiswa juga bagaimana tips menjadi mahasiswa aktif dan berprestasi di kampus.
Yuk kita simak..
Mahasiswa, terselip kata ‘Maha’, yang berarti tingkatan tinggi dari seorang siswa. Jika dulu dari SD sampai SMA kita terbiasa dengan sebutan ‘siswa’, tetapi kali ini di tingkat perkuliahan (perguruan tinggi), ada sebutan spesial yang kita pakai , yaitu ‘Mahasiswa’. Karena di tingkat ini adalah tingkat paling akhir dari masa studi kita dan ternyata untuk melaluinya pun perlu energi dan usaha yang keras. Peran ‘Mahasiswa’ pun sangat diperlukan ,karena generasi muda terbaik dapat dicetak melalui perannya. Negara sangat membutuhkan lulusan-lulusan mahasiswa terbaik serta aspirasi-aspirasi dan ide-ide dari Mahasiswa sangat dibutuhkan dalam mengwasi kinerja-kinerja serta kebijakan-kebijakan pemerintah. Kita ingat peristiwa pada tahun 1998, Mahasiswa mampu membuat Presiden Soeharto, presiden Indonesia saat itu mengundurkan diri dari jabatannya akibat krisis moneter pada tahun itu.
Mengetahui apa saja yang harus dilakukan sebagai seorang mahasiswa
Tetapi bagaimanapun, Mahasiswa tidak harus berperan hanya disitu saja. Kita harus bisa menjadi Mahasiswa yang berbudi, kreatif, cerdas dan aktif. Pertama, kita harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan sebagai seorang Mahasiswa, tentunya sebagai Mahasiswa yang baik. Ada beberapa hal yang harus diketahui, bahwa untuk menjadi mahasiswa yang sukses, kita harus membiasakan merubah pola perilaku serta kebiasaan yang kita lakukan pada saat di SMA. Karena cenderung banyak sekali para Mahasiswa yang masih membawa perilaku-perilakunya pada saat di SMA. Kita ketahui bahwa saat masa-masa mencari jati diri itu ada pada saat di SMA, dan kita masih mencari-cari pergaulan apa yang tepat untuk kita. Alhamdulillah, jika memang dari kecil kita telah di didik baik serta posisi kita dalam bergaul itu tepat, tetapi jika tidak? Itu akan sangat membahayakan, karena terlepas dari itu ternyata pergaulan di dunia kampus lebih dari yang kita kira. Mulailah memilah-milah pergaulan mana yang tepat, dan bentengi diri dengan kegiatan-kegiatan spiritual yang ada di sekitar kampus, karena tujuannya adalah jika lingkungan sekitar kita baik serta orang yang bergaul dengan kita pun baik ,kita pun akan terbawa baik. Tetapi perlu diperhatikan, ikutilah keagamaan yang baik serta sesuai dengan syariat islam (jika muslim), karena ternyata di sekitar kampus rawan sekali adanya kelompok-kelompok agama yang berbahaya dan hal ini bisa dicari tahu sendiri.
Menggunakan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat
Selanjutnya, tinggalkanlah kebiasaan-kebiasaan menghabiskan waktu secara boros. Karena ini akan terasa hanya saat di masa perkuliahan. Jadwal kuliah yang tidak terlalu padat dan tidak sama pada saat kita di SMA,maupun SMP yang cenderung terpatok dengan jadwal yang telah ada akan membuat kita bisa menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna. Jadi, baiknya seorang mahasiswa itu harus bisa memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Meskipun ada sela-sela waktu kosong pada saat menunggu datangnya waktu perkuliahan, ada baiknya jika kita isi dengan kegiatan-kegiatan positif yang menunjang perkuliahan maupun diluar perkuliahan. Seperti misalnya pergi ke perpustakaan, menggunakan fasilitas internet yang ada di kampus untuk mencari bahan referensi tugas, dan sebaginya. Sayang sekali jika fasilitas yang sudah kampus sediakan tidak dimanfaatkan, karena ada beberapa mahasiswa yang membuang waktunya untuk keperluan yang tidak penting, seperti belanja, makan-makan, ngerumpi yang tidak bermanfaat, dan hal-hal lain.
Aktif berorganisasi
Kemudian, menyambung dari ulasan sebelumnya, keaktifan berorganisasi pun dapat meminimalisir terbuangnya waktu yang sia-sia. Aktif berorganisasi sangat bermanfaat bagi seorang mahasiswa. Mereka yang memilih aktif berorganisasi akan mendapatkan add value (nilai tambah) yang dapat menunjang keberhasilan mereka. Selain mengisi waktu, berorganisasi akan meningkatkan jiwa kepemimpinan dalam diri seorang mahasiswa serta akan menambah banyaknya teman.
Rajin dan tekun
Tak hanya sampai disitu, Mahasiswa itu harus rajin. Jika ada tugas apapun, harus bisa mengerjakannya secara teliti dan cepat juga tidak menundanya. Biasakan juga membuat targetan yang ingin dicapai. Misalnya, target pada semester 1 , nilai IP >3.51 atau 4.00 . Lalu, kita buat mapping nilai-nilai yang akan didapat dan hal ini akan memotivasi diri kita untuk mencapai nilai tersebut, tetapi tetap itu kembali lagi kepada usaha serta doa yang kita lakukan. Juga, jangan segan-segan bertanya atau meminta bantuan kepada dosen maupun kakak tingkat, karena itu bisa membantu kita jika kita mengalami kesulitan di perkuliahan.
Berperilaku jujur
Mahasiswa pun harus menghilangkan kebiasaan ‘Mencontek’. Kebiasaan ini mungkin telah menempel di dalam diri kita, pada saat SMA mungkin kita sudah dibiasakan melakukan perbuatan ini. Alangkah baiknya jika kita kubur kebiasaan itu dan mulai bersikap jujur juga sportif. Apalagi seorang Mahasiswa, penerus generasi muda. Haruskah terus menerus mencontek?. Yuk kita ubah kebiasaan ini, mulai lah bersikap jujur saat mengerjakan tugas maupun saat ujian. Hasilnya pun akan lebih memuaskan jika ujian kita bebas dari mencontek. Nilai tambahnya adalah nilai yang kita dapatkan pun akan lebih berkah. Insya Allah
Disiplin
Terakhir, biasakanlah disiplin. Inilah salah satu kunci keberhasilan menjadi Mahasiswa baik. Disiplin dalam segala hal, baik dalam mengatur waktu serta pola belajar. Disiplin akan membantu Mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Jika kita taat mengikuti aturan-aturan yang diberikan oleh dosen, serta tidak pernah absen mengikuti jalannya perkuliahan, nilai A pun pasti di tangan, diikuti pula dengan disiplin dalam mengumpulkan tugas serta memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan dosen. Begitu juga cara inisiatif kita dalam mencari referensi lain selain yang sudah dosen berikan. Disiplin dalam pola belajar pun harus diperhatikan, misalnya kebiasaan buruk saat ada ujian datang. Istilah SKS atau Sistem Kebut Semalam yang tidak asing lagi di telinga kita harus kita buang jauh-jauh. Kebiasaan ini tidak baik, karena segala hal yang dilakukan serba ngebut tanpa tujuan akan menghasilkan sesuatu yang tidak memuaskan. Hasilnya mungkin baik, tetapi dijamin tidak akan maksimal sesuai yang diharapkan.
Nah sekarang sudah tau kan gimana menjadi menjadi Mahasiswa yang berbudi, kreatif, cerdas dan aktif ?. Yuk, kita move on, semoga bisa dijadikan acuan serta diambil manfaatnya . Yang baik datangnya dari Allah ,dan yang salah datangnya dari penulis sendiri, mohon maaf yaa.  (Gina)

Lebarannya Indonesia


Negara tetangga menyebutnya Hari Raya Puasa, dalam bahasa inggris ied festival, dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah lebaran
Hei hei hei, masih suasana lebaran, maap-maapan, makan ketupat yang berenang di opor, pulang kampung, macet-macetan..hmm. Nah, itu dia Indonesia banget. Lah kenapa Indonesia banget yah ? emang di negara orang ga ada lebaran ? eits, eits bukan itu maksudnya guys. Sekarang kita akan kupas tradisi tradisi idul fitri nya Indonesia alias lebaran itu.
Satu Syawal menjadi hari kemenangan atas umat Islam setelah menjalani ibadah shaum selama bulan ramadhan. Hari kemenangan dimana umat Islam kembali ke fitrah itu dinamakan idul fitri. Negara tetangga menyebutnya Hari Raya Puasa, dalam bahasa inggris ied festival, dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah lebaran.
Lebaran itu sendiri masih banyak diperdebatkan dari mana kata itu berasal. Dalam bahasa Jawa, lebar artinya setelah atau sesudah. Masuk akal juga sebenarnya, jadi maksudnya adalah hari raya setelah puasa. Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa kata tersebut berasal dari sumatra. Selain itu, bisa juga di artikan dalam bahasa sunda yaitu lebar (sayang), jika dipaksakan mungkin maksudnya sayang meninggalkan bulan ramadhan. Semakin rumit kan ? belum ada penjelasan ilmiah dari mana asal usul kata lebaran itu sendiri. Tapi yang kita ketahui lebaran adalah fakta pertama yang merupakan penyebutan untuk hari raya idul fitri oleh orang indonesia.
Fakta kedua tradisi ‘lebaran’ adalah makan ketupat. Yeeh, kebayang gak tuh ketupat berenang di opor ayam ? yap. Ketupat berasal dari kata bahasa jawa ‘ngaku lepat’ ‘mengakui salah’ jadi dengan makan ketupat diharapkan sesama muslim saling memaafkan. Nah loh ? pernah kepikiran ga tuh kalo kita makan ketupat artinya kita mengakui kesalahan ? yang penting kenyang aja kan ? ckck. Walaupun ga ada hidangan spesial khas lebaran (ketupat) semoga kita tetap saling memaafkan yah guys.
Lanjut ? fakta ketiga adalah opor ? lagi –lagi bahas makanan. Opor menjadi temen akrabya ketupat. Dimana ada ketupat disana ada opor plus sambal goreng hati. ckck maknyussss.
Fakta keempat kue nastar, kue keju, segala macam jenis kue kering dan biasanya ditambah kacang goreng yang ditaburin bawang goreng,,,hhmmm biasanya nongkrong di meja tamu pas momen lebaran guys, bener ga ? nah kenapa si kue-kue ini berani nongkrong di atas meja ? kita maju ke fakta ke lima.
Fakta ke lima adalah keliling. Bukan karaoke keliling guys, tapi ini maap-maapan keliling. Dimana di hari raya idul fitri kita menjadi manusia yang fitri alias suci, sehingga minimal minta maaf ke saudara semuslim. Biasanya siapapun orangnya, pada momen itu pasti maaf-maafan, uniknya yang ga kenal pun kalau lewat depan rumah suka maaf-maafan. Subhanallah. Nah, mengungkit dengan kue nastar cs, mereka biasanya disajikan untuk tamu yang mampir ke rumah guys.
Fakta ke enam. Suasana lebaran gini jalanan kota yang biasanya macet, jadi kosong ! kita bisa sampai tiduran di tengah jalan kayanya. Ckck eits eits pada kemana tuh kendaraan ? yah, liat jalanan menuju desa-desa yang asri dimana handai taulan sudah menanti, lama tak jumpa, kesibukan silih berganti, lebaran menjadi momen bertemu dengan handai taulan, emak abah di kampung, keponakan lari kesana kemari, rumah nenek kakek mendadak rame. Indahnya perjalanan silaturahmi menuju keluarga tercinta perlu perjuangan yang ekstra, inilah yang dinamakan MUDIK, yang di perjalananyapun harus melawan yang namanya MACET. Jangan salah, macet dalam mudik ini membuat melempem kaya kerupuk, panas di jalanan berjam-jam, seperti di oven. Namanya perjuangan, kalo ga mudik dan ga macet macetan bukan indonesia banget rasanya. Siapa sangka banyak orang yang menikmati macet saat mudik ini loh. Tau kenapa ? karena ini adalah momen berharga berlama-lamaan bareng keluarga walaupun dalam suasana di panggang matahari di olesi keringat dan di asapi oleh gas CO. Heheh, santai aja guys, yang penting happy dan membawa berkah dalam silaturahmi.
Fakta ke tujuh  adalah orang indonesia biasa menyebutkan kalimat minal ‘aidin wal faizin yang bermakna bagian dari orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Kembali disini adalah kepada ketaqwaan, sedangkan maksud menang adalah menang dari melawan hawa nafsu. Selain kalimat tersebut, kita juga sering mendengar ucapan mohon maaf lahir batin yang diucapkan oleh orang sekitar. Perlu kita ketahui juga, bahwa Para Sahabat Rasulullah biasa mengucapkan kalimat Taqobalallaahu minnaa wa minkum di antara mereka. Arti kalimat tersebut adalah semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. Maksudnya adalah menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan.
Nah itulah ke 7 fakta lebarannya orang Indonesia. bagaimanapun tradisinya semoga tidak mengurangi hakikat dan esensi idul fitri itu sendiri, dan semoga kita semua menjadi manusia yang lebih bertaqwa dan meraih ridho Allah SWT ya guys..aamiin.
Taqobalallohu minna waminkum.. J . (Ipi)


Hardiknas


Hai sobat-sobat pena,tak terasa bulan kelima di tahun 2013 ini telah menyapa kita. Gimana nih kabarnya di bulan mei ini ? pastinya cetar selalu yah hehe
Bicara bulan mei ada moment apa sih di bulan ini? Kita ambil tanggal awal yah, tanggal 2 Mei ada yang ingat peringatan apa? Yah Hari Pendidikan Nasional. Semua manusia mau itu para professor,intelek,pengusaha,sampai pada pedagangpun pasti tahu tentang pendidikan. Sesuatu yang sudah sangat lazim di negeri ini. Indonesia pun punya sejarah pendidikan di masa lampau yang di prakarsai oleh seorang pahlawan yang tangguh. Siapakah tokoh tersebut ? yah Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara adalah tokoh dan pelopor pendidikan yang telah mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922. Semboyan "Tut wuri handayani", atau aslinya: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Menurut ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan hal yang penting untuk memerdekakan manusia dari kebodohan. Tidak hanya itu beliau juga memandang sebuah pendidikan juga harus bersinergis dengan aspek batiniah,seperti moral,martabat ,norma, religi, Aspek soaial kemasyarakatan, keluhuran, kebajikan dan lain-lain.
Pahlawan yang satu ini berhasil membuat sejarah tentang pendidikan dan mencerdaskan bangsa Indonesia. Mencetak peserta didik  yang cerdas dan pendidik yang profesional.  Itulah  sekilas potret pendidikan di Indonesia sampai masa kini yang tak bisa lepas dari sejarahnya itu sendiri. Dengan tujuan mencetak generasi-generasi yang ulung dalam bidangnya dan bermoral yang baik.



Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik Di Dunia
Oke,, kita lihat dunia luar yah gimana sih system pendidikan mereka? Ada yang menarik nih, katanya Negara Finlandia memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Wahhh..emang gimana sistemnya ? jadi penasaran deh hehe
Menurut info yang di dapatkan di Negara Finlandia itu pertama tidak ada kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah. Sekolah diberikan kebebasan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi unggul daerahnya masing-masing . Contoh di Indonesia  sekolah itu di terletak di Bali mungkin yg lebih di utamakan adalah kurikulum pengembangan Budaya, Seni Tari, Ukir, Pahat dan sejnisnya. Pastinya akan banyak para ahli lokal yg pandai memanfaatkan potensi daerahnya.
Kedua tidak ada Akreditasi (Pemeringkatan) sekolah oleh pemerintah, yang ada akreditasi oleh Masyarakat; Jadi masyarakat melihat langsung apakah anak mereka yg didik di sekolah tersebut menjadi semakin baik, beretika dan cerdas atau malah sebaliknya. Jadi sekolah tidak dinilai oleh satu pihak saja, melainkan langsung oleh usernya yakni masyarakat. Jadi sekolah berusaha untuk menjadi yg terbaik dengan memberikan bukti langsung kepada masyarakat yg menilainya. Fungsi pemerintah lebih sebagai konselor atau Konsultan Pembimbing bagi sekolah dan mengembangkan sistem sekolahnya bukan Lembaga Akreditasi. Mencatat sekolah-sekolah yang dianggap berhasil oleh masyarakat dan membantu sekolah-sekolah yg belum dianggap berhasil.
Ketiga  Tidak ada standar ujian negara, melain berbasiskan pada proses hasil pembelajaran dari hari ke hari dari masing-masing anak, tanpa dibandingkan melalui sistem Rangking. Jadi tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan anak yg terbaik sesuai bidang yg diminati dan kemampuannya sendiri-sendiri bukan untuk mengejar peringkat dalam satu kelas atau satu sekolah. karena prinsip pendidikan adalah mencerdaskan semua anak bukan untuk Merangking mereka dari yg terpintar hingga yg terbodoh.
Keempat   adalah tidak ada standar Nasional kecukupan minimal untuk nilai masing-masing  pelajaran (karena tiap anak memiliki kecepatan belajar yg berbeda-beda  dan kemampuan berbeda untuk bidang pelajaran yg berbeda). 
Itulah sekilas potret sistem pendidikan di Negara Finlandia. Sehingga membentuk didikan  yang ber- standar etika moral nasional sebagai Pondasi Dasar membantuk Bangsa Yang Kuat dan Cerdas.

Sepertinya tidak terlalu sulit yah untuk mencontoh dan menjadi Negara berpendidikan terbaik di dunia ,jika kita mau kita pasti bisa. Dan mudah-mudahan Indonesia untuk kedepan  bisa lebih baik dalam bidang pendidikannya. Indonesia pasti bisa karena ia mempunyai para agen perubah bangsa, yaitu kita  J caranya? Dengan memperingati hari pendidikan nasional ini maka  Jadilah Ki Hajar Dewantara masa kini (Sri)

Jenis Mahasiswa


Berikut ini hasil penelitian tentang jenis-jenis mahasiswa di muka-bumi. Kalian masuk ke jenis yang mana?

1. Mahasiswa perfeksionis
Mahasiswa yg anti sama nilai B. sekali dpt B langsung guling-guling ditanah dan galau 7 turunan.
2. Mahasiswa studyholic
Duduk paling depan, sehari2 ngurung diri dalam kamar buat belajar. motto hidupnya “tiada hari tanpa belajar”
3. Mahasiswa idiopatik
Ga jelas kehidupannya di kampus. Kadang-kadang ada, kadang2 ga ada.
4. Mahasiswa poli-organisasi
Aktif diberbagai organisasi kampus. motto hidupnya “banyak organisasi, banyak rezeki”
5. Mahasiswa pasrah
Dapat E? ah tenang, kan ga cuman aku doang yang ga lulus.
6. Mahasiswa pecinta
Kerjaan sehari-seharinya pacaran tak peduli tempat, waktu, dan lokasi.
7. Mahasiswa SKS
Tipe paling banyak di tiap kampus, belajar sampai larut hanya ketika besoknya ujian.
8. Mahasiswa paket hemat
Datengnya pas praktikum,skill lab ma tutor doang
9. Mahasiswa galau
Tiap malam ngetweet galau sambil dengerin lagu-lagu adele
10. Mahasiswa setengah dewa
Tiap hari kerjaan nya maen game dan OL, tapi selalu berhasil kalo ujian.
11. Mahasiswa gaul stadium 4
Ke kampus pakai kaos oblong dan celana jeans
12. Mahasiswa inhibitor
Sukanya nanya-nanya ke dosen sehingga menghambat mahasiswa yg lain untuk pulang
13. Mahasiswa kritis
Selalu nanya jadwal kuliah padahal modul dia punya, dan bertanya terus kapan dosen masuk
14. Mahasiswa OVJ
Tiada hari tanpa membuat tertawa teman-temannya
15. Mahasiswa petani
Datang paling pagi buat bookingin tempat duduk temen
16. Mahasiswa insert investigasi
Niat dateng ke kampus buat nyari gosip-gosip ter-hot seangkatan.
17. Mahasiswa asianlover
Tiap hari ngebahas korea. suka teriak-teriak ga jelas tiap ngeliat foto/ video artis korea
18. Mahasiswa FreeAll
Datang ke kmpus bawa laptop untuk dapat ngenet gratis dan download film gratis pake sinyal wifi kampus
19. Mahasiswa dreamer
Kerjaannya tidur di kelas dari awal sampai habis kelas.
20. Mahasiswa KW 9
Beli buku yg bajakan semua.
21. Mahasiswa ekstrovert
Suka gosipin kelakuan teman-temannya & dosen.
22. Mahasiswa pa bondan
Dateng ke kampus cuma nongkrong di kantin sambil ngeborong kuliner
23. Mahasiswa introvert
Punya bahan untuk belajar buat ujian dari dosen hanya disimpan buat sendiri, ogah bagiin ke teman-teman
24. Mahasiswa perpustakaan berjalan
Kemana2 bawa buku yg tebel-tebel
25. Mahasiswa JournalLover
Bawa jurnal kemana-kemana tapi ga paham isinya apa
26. Mahasiswa model
Kekampus pakai height heel lebih 10 cm.
27. Mahasiswa Konter
Datang ke kampus menawarkan jasa pulsa elektrik
28. Mahasiswa recorder
Hafal semua yang dikatakan dosen waktu kuliah
29. Mahasiswa program KB
IP 2 cukup.
30. Mahasiswa hemat listrik
Suka ngecas BB, Laptop, Tablet, Hape dikampus.
31. Mahasiswa SOGO
Ke kampus dandannya kaya mau liburan keluar negri.
32. Mahasiswa hemat air
Suka numpang mandi dan BAB di WC kampus.
33. Mahasiswa buku berjalan
Mahasiswa yang saking pinternya, ditanyain materi selalu bisa jawab.
34. Mahasiswa game center
Mahasiswa yang datang ke kampus cuma buat maen game online bareng temen seangkatan.
35. Mahasiswa cool
Paling suka duduk dibawah AC ketika kuliah.
36. Mahasiswa las vegas
Ke kampus cuma buat maen poker sama UNO di kantin.
37. Mahasiswa olahragawan
Ke kampus selalu pake sepatu futsal.
38. Mahasiswa superman
Kemana-mana sobotta dan dorland di gendong di tas.
39. Mahasiswa RU
Ada apa apa dikit langsung updet PM, menuhin recent updates.
40. Mahasiswa bermodal cinta
Datang ke kampus ga bawa apa-apa.
41. Mahasiswa joki 3 in 1
Suka nebeng temen ke kampus.
42. Mahasiswa seks bebas
Suka nyucuk flashdisk berisi virus ke berbagai laptop
43. Mahasiswa Praktikum oriented
Hanya belajar keras saat Praktikum aja
44. Mahasiswa kupu-kupu
Kuliah-pulang kuliah-pulang
45. Mahasiswa salesman
Gaya berpakaiannya susah dibedakan antara mahasiswa dan salesman
46. Mahasiswa gaib
Kehadirannya tidak jelas.
47. Mahasiswa kura – kura
Kuliah rapat kuliah rapat
48. Mahasiswa Tilang
Titip absen langsung pulang
49. Mahasiswa Abadi
Mahasiswa Yang Diatas 10 semester belum lulus-lulus.

nah kalo lkamu termasuk mahasiswa yang mana???
(FA)

Jenis Jenis Dosen


Nah ternyata bukan mahasiswa aja yang punya jenis-jenis, dosen juga punya jenis-jenisnya. Berikut ini Jenis-Jenis dosen yang dirangkum dari pengalaman penulis dan para mahasiswa tentang jenis dosen. Silahkan :)

• Dosen Penggaris
Dosen ini menilai tugas dengan mengukur berapa panjang alinea tugas mahasiswanya.

• Dosen Sniper
Dia selalu tahu dan selalu berhasil melihat para mahasiswanya yang mencontek ketika ujian atau quiz, dimanapun dan diseramai apapun kondisi kelas.

• Dosen Gaptek
Ketika memberi tugas pasti harus tulisan tangan.

• Dosen Hi-tech
Semua gadget dia punya dan selalu dibawa-bawa, dia bagaikan baju Ironman tapi dengan gadget yang terpisah-pisah, barang bawaannya seperti orang habis ngejarah toko elektronik.

• Dosen Fancy
Semua akseorisnya unyu-unyu dan bling-bling seperti komedian Tessy dengan cincin-cincinnya.

• Dosen Bukan Manusia
Tugas selalu dengan kriteria dewa, berharap mahasiswanya juga dewa yang nggak pernah sakit.

• Dosen Era Penjajahan
Saking tuanya jalannya udah bungkuk, mobilnya Honda tahun 60, suka lupa dia lagi ngajar apa malah cerita masa dia muda dan tentang anak-anaknya, buku referensi yang dia kasih udah nggak ada dipasaran, adanya di museum dan masuk koleksi khusus.

• Dosen Berjiwa Muda
Ngajar dengan baju kasual, nyantai dan nggak berpatokan dengan aturan mengajar di kampus yang udah kuno.

• Dosen Monolog
Dia nanya trus dijawab sendiri, tiba-tiba suka nyeletuk yang aneh sembari menerawang.

• Dosen Cari Jodoh
Suka ngecengin mahasiswa/i ganteng/cantik, sering sok cool, tebar pesona dimana-mana.

• Dosen Rumpi
Hobinya gossip sesama dosen lainnya dimanapun dan kapanpun kadang hasil gosipnya dibagiin juga di kelas.

• Dosen Traveller
Sering jalan-jalan terutama ke luar negeri, tiap saat ganti PP BBM, FB, desktop wallpapernya dengan foto-foto dia sewaktu travelling.

• Dosen Tingkat Dewa
Tiap masuk kelas nggak bawa apa-apa cuma bawa diri, karena dia sudah hapal semua titik koma setiap buku yang dia baca, selalu memberikan pemahaman ketimbang hapalan.

• Dosen Setengah Malaikat
Sangat pengertian dan selalu berbelas kasih kepada mahasiswanya, selalu memberikan kesempatan bagi yang mau mengumpulkan tugas susulan, perbaikan nilai, dan menanggapi tiap komplain dengan bijak, serta tidak pernah marah.

• Dosen Licik
Dikelas tidak kurang dari 30 menit, itu juga menit terakhir dan kita wajib absen, yang nggak hadir juga wajib, sering ngasih jurnal untuk diterjemahin padahal itu jurnal bahan tesis dia.

• Dosen Fashionista
Selalu berbusana dengan tren eropa terkini dan cenderung nggak cocok tapi maksain.

• Dosen Dangdut
Dandanannya menor kampungan kaya penyanyi dangdut kelas hajatan, lebih mirip kaya mau main lenong.

• Dosen Go hell Green
Kalo ngasih tugas harus dengan kertas yang kualitas bagus, tidak boleh bulak-balik dan walaupun tugasnya hanya menghabiskan ¼ kertas A4 tapi kertas yang dikasih ukuran Folio bergaris dua lembar.

• Dosen Bayi
Dosen baru yang masih muda, kalo ngajar suka keringetan dan gugup.

• Dosen Wiraswasta
Maksa mahasiswa pake bukunya sebagai bahan ajar dan harus beli melalui dia, yang nggak beli nggak boleh ikut belajar.

• Dosen Primadona
Bisa cewek atau cowok, dia terkenal karena kegantengannya atau kecantikannya, pesona pas ngajar, serta karisma. Yang membuat para mahasiswa/i nggak peduli sama apa yang diajarin yang penting liat mukanya aja.

• Dosen Merakyat
Dosen ini suka ngumpul bareng mahasiswanya, kalo di luar kampus dia boleh dipanggil dengan nama saja.

• Dosen Pemalas
Kelas udah mau mulai tapi dia baru ngasih bahan dan harus difotokopi dulu, selalu memanfaatkan mahasiswa yang kebetulan terjaring sama dia buat bawain bawaannya yang kaya habis belanja diskonan dari gedung yang satu ke gedung yang lainnya.

• Dosen Bencong
Kalo laki-laki, dia suka dandan dengan dandanan yang cewek banget, eyes shadow, lipstick, blush on, pelembab dan foundation, semua dengan warna yang dapat terlihat dengan jelas kalau dia dandan. Baju suka dibuka di bagian dadanya, trus suka terlihat sengaja keliatan unyu. Kalo cewek, stelan pasti boyish, light atau less make up. (FA)

PENDIDIKAN MAHAL: CERMIN LIBERALISASI PENDIDIKAN


Oleh: Intan Asih Lestari
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Tanpa pendidikan hanya akan ada kebodohan. Tentu kita telah melihat kesuksesan Jepang dalam mengangkat pendidikan pada taraf yang sejajar dengan kebutuhan papan, sandang dan pangan. Lebih jauh lagi tinggi rendahnya pendidikan suatu bangsa mempengaruhi posisinya di mata dunia internasional. Maka tentu pendidikan harus menjadi top priority setiap orang baik di dalam keluarga, masyarakat maupun dalam bernegara.
Pendidikan diharapkan akan menjadi gerbang bagi generasi cemerlang secara keilmuan dan memiliki inovasi tinggi dalam pengembangan sarana serta prasarana suatu negara. Lebih dalam lagi pendidikan yang ideal akan melahirkan generasi yang tidak hanya bermental ilmuwan dan pembaharu tapi memiliki kepribadian yang khas. Kepribadian yang bersumber dari asas mendasar yang sesuai dengan fitrah insaniah serta berkarakter kuat dalam memperbaiki kebobrokan umat manusia dari berbagai aspek. Tentu akhirnya harapan kita adalah generasi dengan kepribadian yang teguh kepada kebenaran dan bermental pembaharu untuk memperbaiki kerusakan yang tengah melanda baik secara teknologi maupun sosial-politik.
Potret Buram Pendidikan Kita
Memasuki era globalisasi kita disuguhkan dengan upaya komersialisasi pendidikan yang berdampak pada pendidikan yang mahal. Hal ini merambah pada berbagai jenjang pendidikan. Biaya untuk masuk PAUD sederhana dengan maksimal murid 25 orang saja mencapai Rp 1.5 juta. Untuk jenjang SD dibutuhkan biaya Rp 1-3 juta belum pengutan liar semisal biaya bangku, ekstrakulikuler, halaman rusak dan sebagainya. Lalu SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 2-5 juta. Bayangkan jika kita memiliki kakak atau adik diberbagai jenjang pendidikan yang berbeda. Kira-kira berapa biaya yang harus terkumpul? Tentu tidak sedikit. Masih syukur jika berkualitas. Faktanya, kualitas pendidikan yang bisa dibilang bagus berbanding lurus dengan harga yang harus dibayar. Maka tak heran jika semakin sedikit yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena tersandung himpitan ekonomi.      
Sedangkan jika berbicara prestasi pendidikan. Indonesia tercatat berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara dalam indeks pembangunan pendidikan UNESCO tahun 2011. Hal ini disebabkan tingginya angka putus sekolah di jenjang sekolah dasar sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak SD putus sekolah setiap tahunnya. Sedangkan pada laporan lain didapati bahwa jumlah siswa miskin di Indonesia mencapai 50 juta siswa. Jumlah tersebut terdiri dari 27,7 juta siswa SD, 10 juta siswa SMP dan 7 juta siswa tingkat SMA. Sedikitnya ada 2,7 juta siswa SD dan 2 juta siswa SMP yang terancam putus sekolah dari data tersebut. (25/07/2011)
Belum lagi dengan infrastruktur pendidikan yang tidak memadai. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmy Faisal Zaini mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen dari 183 kabupaten teringgal, rata-rata infrastruktur seperti akses jalan, sarana kesehatan, pendidikan dan listrik masih sangat memprihatinkan (18/06/12). Anehnya, Indonesia yang memiliki sumber daya alam melimpah tapi masih tidak mampu untuk memberikan pendanaan secara optimal.
            Indonesia menempati peringkat 124 dari 183 negara menurut laporan UNDP (2011) terkait peringkat Indeks Pengembangan Manusia meliputi pencapaian pendidikan, kesehatan dan penghasilan per kepala. Indonesia tampak tertinggal dibandingkan negara Asia lain seperti Singapura (26), Brunei Darussalam (33), Malaysia (61) dan Filipina (112). Hal ini menggambarkan rendahnya kualitas SDM kita.
Menurut laporan Webometrics (2012) terdapat 50 universitas di Indonesia yang masuk jajaran kualifikasi terkait konten global yang terindeks oleh Google, jumlah rich file (pdf, doc, docs dan ppt) yang terindeks di google scholar dan karya akademik yang terpublikasi di jurnal internasional. Diawali Universitas Gadjah Mada pada peringkat 379 dunia dan diakhiri Universitas Negeri Padang pada peringkat 3.725 dunia. Laporan ini mempermudah kita untuk mengukur sejauh mana peran universitas kita dalam mencetak generasi yang berkualitas. Tentunya kita belum bisa berbanggakan?
Keran Liberalisasi
            Pada dasarnya, kebijakan pemerintah memiliki peran yang besar dalam privatisasi dan komersialisasi sektor pendidikan. Sejak tergabung dalam WTO (1995) Indonesia harus menyepakati perjanjian-perjanjian salah satunya dengan menandatangani General Agreement on Trade in Services (GATS) yang mengatur liberalisasi perdagangan 12 sektor jasa, antara lain layanan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, jasa akuntansi, pendidikan tinggi dan pendidikan selama hayat, serta jasa lainnya.
            Liberalisasi sektor pendidikan memberikan keuntungan yang sangat besar. Disebutkan Effendi bahwa 2000 ekspor jasa pendidikan Amerika mencapai Rp. 126 Triliyun. Inggris mendapat sumbangan pendapatan dari ekspor jasa pendidikan sekitar 4 persen dari penerimaan sektor jasa negara.
            Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan yang melegitimasi privatisasi pendidikan misal pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. Maka sekolah dibebaskan mencari biaya bagi operasional sekolah. Menurut pengamat ekonomi Revrisond Bawsir, privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat bank dunia. Senada dengan Richard Peet (2002) menyatakan bahwa lembaga-lembaga internasional yang berperan strategis dalam liberalisasi pendidikan tinggi adalah tiga lembaga multilateral yakni IMF, Bank Dunia dan WTO.
            Kita bisa melihat program jangka panjang pendidikan tinggi atau Higher Education Long Term Strategy (HELTS). Untuk program HELTS IV (2003-2010), Bank Dunia memberikan pinjaman sebesar US$ 98.267.000 dalam rangka mereformasi pendidikan tinggi ke arah otonomi yang lebih luas (red.liberalisasi) melalui UU Badan Hukum Pendidikan (BHP).
Kesimpulan
            Penyelesaian problem pendidikan merupakan wacana yang terus bergulir ditelan waktu. Telah banyak usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti meningkatkan anggaran pendidikan, memperbaiki manajemen pengelolaan, pemberdayaan guru, dan sebagainya. Namun hingga kini belum juga memberikan hasil yang berarti. Maka patut kita sadari tidak cukup hanya memberikan solusi praktis saja tapi juga solusi untuk menyelesaikan problem pendidikan secara mendasar.
            Paradigma pendidikan harus ditata ulang secara menyeluruh dan perlu dilakukan langkah sistematis pada aspek paradigma ekonomi sehingga bisa terwujud pendidikan yang murah, bermutu tinggi, dan islami. Hal ini dapat dimulai dengan mengganti paradigma kapitalisasi pendidikan dengan islamisasi pendidikan.
            Kita patut merujuk kepada Islam karena sepanjang sejarah telah terbukti Islam mampu mewujudkan pendidikan ideal yang mencetak generasi gemilang seperti Ibnu Sina yang meletakan tujuh aturan dasar uji klinis, Ishaq bin Ali Rahawi yang menulis kode etik kedokteran, Al-Asma’i sebagai ahli hewan dengan karyanya Kitab tentang Hewan Liar, Kitab tentang Domba dan sebagainya. Ada juga Abu Hanifah Ahmad bin Dawud Dinawari (828-896 M) yang mendeskripsikan sedikitnya 637 tanaman sejak dari lahir hingga matinya. Pada abad 9 atau 10 M, Abu Bakr Ahmed bin Ali bin Qays al-Wahsyisyah (sekitar 904 M) menulis kitab Al-Falaha al-Nabatiya. Kitab ini mengandung 8 juz yang kelak merevolusi pertanian di dunia, antara lain terkait teknik mencari sumber air, menggalinya, menaikkannya ke atas hingga meningkatkan kualitasnya. Di Barat teknik beliau disebut “Nabatean Agriculture”.
            Generasi cemerlang lainnya seperti Ibnu al-Baitar (wafat 1248) mempublikasikan kitab al-Jami fi Al-Adawiy al-Mufrada yang merupakan kompilasi botani terbesar selama berabad-abad. Kitabnya memuat sedikitnya 1400 tanaman yang berbeda, makanan dan obat yang 300 diantaranya penemuannya sendiri. Beliau juga meneliti anatomi hewan dan merupakan bapak ilmu kedokteran hewan, hingga istilah Arab untuk ilmu ini menggunakan namanya.
            Masih banyak lagi cendekiawan muslim yang menjadi mutiara dikala sistem pendidikan diletakan diatas pondasi Islam. Tidak hanya kaum muslimin, warga non muslim pun dapat menikmati jenjang pendidikan sebagaimana kaum muslimin. Hal itu terjadi karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam bukan bagi kaum muslim saja. Mereka pun tidak hanya memiliki keahlian yang mumpuni namun juga memiliki kepribadian yang kuat yakni kepribadian islam yang menjadi kontrol diri yang paling kuat. Perpaduan antara keimanan dan ilmu yang kokoh telah membawa mereka kepada kegemilangan dan sejatinya hal itu dapat kita wujudkan kembali dengan menapaki jalan tersebut yakni kembali kepada Islam secara menyeluruh.
            Maka masihkah kita mau berharap kepada sistem kapitalis liberal yang justru menjadikan pendidikan sebagai komoditas pasar. Masihkah kita mau percaya dan berharap?

Wawlahu’alam bi Shawwab 

Hardiknas, Ngapain yah


“Hari itu tidak ada ada perayaan yang berarti,Tidak ada upacara bendera yang harus di ikuti seperti tahun-tahun dulu ketika masih SD. Satu hari sebelumnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, di Jakarta, kaum buruh berdemo. Hari itu giliran guru honorer, mahasiswa, berdemo. Namun bagi saya, hari itu lalu lewat seperti hari-hari biasanya. Hari itu tanggal 2 Mei.”
Hari Pendidikan Nasional? Buat apalah kita menambah satu hari peringatan nasional tanpa tambahan liburan? Pertanyaan itu terbersit di benak saya saat menulis kata-kata yang saat ini sudah tertulis di depan mata Pembaca sekalian, beberapa hari menjelang HarDikNas yang bahkan seringkali tanggalnya tidak ditandai khusus dalam kalender karena angkanya tidak berwarna merah.
Iseng membuka Google, saya mengetikkan kata “Hari Pendidikan Nasional” di kotak pencarian. Klik “Enter”. “Ki Hajar Dewantara”, muncul di baris teratas hasil pencarian. Itulah kenapa HARDIKNAS kita peringati tiap tanggal 2 Mei: hari kelahiran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang pertama.
Oooohhhh begitu. 
Lalu kenapa?
Apa bedanya antara dirayakan ataupun tidak dirayakan? Apa yang berubah dari yang namanya pendidikan?
Apa pengaruhnya bagi kehidupan saya sehari-hari?
“Di saat HARDIKNAS, kita merayakan RUU Perguruan tinggi yang tak kunjung dianggap pantas oleh kami!”, kata seorang mahasiswa imajiner dalam benak saya.
“yah, apa lagi kalau tidak mendiskusikan sistem UN yang terus jadi dilema?”, seorang murid SMA imajiner yang gagal lulus UN menambahkan.
“hey, ini waktunya mengkritisi sistem penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi yang tidak pro-rakyat!”, tambah seorang yang lain.
Berbagai macam pendapat lalu dilontarkan terkait tentang apa yang kita peringati dan rayakan pada Hari Pendidikan Nasional tahun ini.
Terlepas dari kata orang, semua kalimat tadi saya induksi menjadi beberapa kata: waktunya untuk merefleksikan pendidikan nasional kita.
Ketika kita merefleksikan sesuatu, kita bertanya…
Tentang Pendidikan
Berbagai definisi tentang pendidikan menurut para ahli bisa dengan mudah kita dapatkan ketika kita mengetikkan “definisi pendidikan” dalam situs pencarian manapun di internet.
Langeveld, seorang Doktor di bidang pendidikan dari Universitas Utrecht, Belanda berpendapat: Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
J.J. Rousseau, filsuf yang mashur dengan karena dianggap sebagai seorang yang menjadi pemantik meletusnya Revolusi Prancis berpendapat : Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
Ki Hajar Dewantara, yang ulang tahun hari kelahirannya diperingati sebagai HarDikNas berpendapat: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 
Banyaknya definisi yang telah diberikan oleh para ahli sedikit banyak  menunjukkan bahwa pendidikan merupakan satu hal yang telah jadi fokus perhatian manusia sepanjang sejarahnya. Selama sejarah manusia masih berlanjut, selama itu pula manusia membuat perubahan, termasuk perubahan tentang pengertian pendidikan. Kalau kita mempertimbangkan globalisasi dan kemajuan pesat pada teknologi informasi yang tarafnya tidak sama dengan di jaman para ahli yang tadi berpendapat, di abad-21 ini, pengertian pendidikan bisa jadi berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Oom-oom ahli pendidikan yang telah disebutkan di atas.
Pendidikan yang kita kenal saat ini tidak terbatas pada pedagogi (pendidikan yang diperuntukkan untuk kanak-kanak ataupun orang yang belum dewasa seperti kata Oom Langeveld, J.J. Rosseau, dan Ki Hajar Dewantara). Kalau benar bahwa pendidikan kita masih persis sama seperti yang dikatakan oleh Oom-oom tadi yaitu ditujukan bagi orang-orang yang belum dewasa saja, coba bertanyalah: apakah orang dewasa tidak perlu lagi dididik? Siapa yang mendidik mereka?
Kegiatan mendidik-dididik pun, tidak lagi terbatas pada ruang kelas ataupun batasan-batasan formal lainnya. Kalau saya seorang mahasiswa fakultas peternakan, apakah saya tidak bisa mempelajari ilmu manajemen, politik, dan ekonomi karena tidak dipelajari dalam kurikulum program studi saya? Atau, kalau saya memakai definisi pendidikan berdasarkan UU.20 tahun 2003, ketika saya tidak sedang dikelas dan tidak ada dosen yang membimbing saya secara terencana, apakah saya tidak bisa mendidik diri saya sendiri melalui percakapan dengan orang lain, eksperimen sosial, dan permainan?
Saat ini kita mengenal pendidikan untuk orang dewasa dan pendidikan sepanjang hayat yang tidak lagi dibatasi oleh usia dan kedewasaan. Pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas dan kurikulum pendidikan formal saja, melainkan lingkungan belajar. Yang menjadi lingkungan belajar adalah apapun yang ada di sekeliling peserta didik di sepanjang waktunya, yang menjadi batasnya adalah apa yang sejauh ini ingin dia cari tau.
Nah, karena menurut saya tidak ada satupun definisi pendidikan yang telah saya sebutkan di atas benar-benar sama persis dengan pengertian saya tentang pendidikan masa kini, saya mendefinisikan sendiri pendidikan dalam tulisan ini sebagai
Proses penyebaran ilmu dan pengubahan sikap seseorang atau sekumpulan orang melalui upaya pengajaran/transfer ilmu dan pengetahuan dan pelatihan agar yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mampu menjadi mampu.
Pendidikan dan mahasiswa
Kalau kita mengambil contoh di lingkungan kampus kita, menggunakan definisi pendidikan yang telah saya ungkapkan sebelumnya, disadari atau belum, kita bersentuhan dengan pendidikan ketika kita kuliah di ruang kelas, di saat kita duduk di depan laptop, berselancar di lautan informasi bernama internet, membaca buku di perpustakaan, ketika kita melakukan kaderisasi unit dan himpunan, ketika kita mengunjungi sebuah seminar, bahkan ketika kita hanya mengobrol dan berdiskusi dengan seseorang yang bisa jadi siapapun yang masih bisa berkomunikasi lewat berbagai cara tentang apapun yang menarik perhatian kita. Sekali lagi, disadari atau belum, pendidikan itu bukan hanya soal RUU PT, bukan hanya soal sistem UN, bukan hanya soal mengkritik sistem penerimaan mahasiswa baru. Dari contoh-contoh yang telah saya kemukakan, dapat dilihat bahwa pendidikan itu nyata, intim, dan berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari sebagai mahasiswa
Tarik nafas dulu sebentar. Kita berefleksi, lontarkan pertanyaan-pertanyaan lagi.
Kalau semua itu namanya pendidikan, apa yang membedakan antara perkuliahan di bangku kelas dengan kegiatan-kegiatan organisasi mahasiswa kita? Apakah semua itu setara? Kalau setara, kenapa kita harus susah payah membayar uang kuliah? Kenapa kita harus kuliah?
Menurut saya, pendidikan di SD, SMP, SMA, Madrasah, maupun Perguruan Tinggi sampai saat tulisan ini saya tulis, dalam banyak hal memang masih belum bisa tergantikan sepenuhnya. Semua jenjang pendidikan yang disebutkan tadi seringkali diklasifikasikan sebagai pendidikan formal.
Pendidikan formal? Berarti ada pendidikan yang tidak formal?
Ya!
Sebagai mahasiswa, saya terlibat dalam pendidikan formal. Dalam pendidikan formal, sebagian besar peran dan tanggung jawab saya adalah sebagai peserta didik.
Sebagai seorang anak dari dua orang tua saya dan sebagai kakak dari adik-adik saya, saya terlibat dalam pendidikan informal. Saya menjadi seorang peserta didik sekaligus pendidik dalam keluarga saya.
Sebagai salah satu anggota sekaligus pengurus unit kegiatan mahasiswa dan himpunan mahasiswa yang saya ikuti, saya berperan sebagai apa? Saya rasa Pembaca yang budiman sendiri bisa menjawabnya dalam hati.
Kegiatan yang saya lakukan dalam UKM ataupun BEM yang saya ikuti, juga adalah salah satu pendidikan yang saya kecap semasa berkuliah. Kalau sekarang kita mau mencoba melihat kembali UKM dan BEM kita dan membayangkan kegiatan pendidikan yang terjadi disana, apa yang kita lihat?
Apakah Anda melihat hal yang sama dengan yang saya lihat?
Adakah mereka kini nampak seperti sekolah-sekolah kecil?
Saya tertawa ketika menyadari hal itu. Saya sudah menjadi seorang mahasiswa, murid, guru, sekaligus seorang kepala sekolah dalam waktu yang bersamaan!
Pembaca ingin menguji seberapa baik “sekolah kecil” Anda dibanding “sekolah” lain? Yakinkah Anda bahwa “sekolah” Anda tidak bisa lebih baik daripada yang sekarang?
Mari kumpulkan anggota unit dan himpunan Anda, keluarga Anda di Kampus ini, pendidik sekaligus peserta didik dalam “sekolah kecil-sekolah kecil” kita di momen peringatan pendidikan ini. Luangkan waktu barang satu atau beberapa jam untuk berdiskusi, mencari apa yang baik bagi pendidikan kita, atau setidaknya mengecap sesuatu yang menyadarkan kita tentang pendidikan.
Lagi pula  ini cuma satu kali dalam satu tahun kan?

Kenapa harus kita biarkan Hari Pendidikan Nasional untuk kesekian kalinya lewat begitu saja tanpa memberi arti bagi pendidikan kita, bagi diri kita? (Farisi)

Book Review "New Quantum Tarbiyah"


Book Review
Judul                  : New Quantum Tarbiyah
Karya                 : Solikhin Abu Izuddin
Penerbit             : Pro-U Media
Bismillahirrahmaannirraahiim
Seuatu banget setelah membaca buku ini. “New Quantum Tarbiyah” . Buku karya Solikhin Abu Izuddin seorang penulis buku best seller Zero to Hero, dan lagi  buku “New Quantum Tarbiyah” ini merupakan karyanya yang best seller juga. Hal unik dari buku ini salah satunya adalah ada pada cover buku tepat di bawah Judulnya terdapat tulisan “Membentuk Kader Dahsyat Full Manfaat” , dan ini adalah yang menarik perhatian saya untuk membaca buku ini.
Membentuk kader dahsyat full manfaat J, Ust. Solikhin ini menuliskan bagaimana cara untuk menjadi seseorang yang penuh dengan manfaat untuk dirinya terlebih lagi untuk orang lain. Dimulai dengan “Selamat Bergabung dalam Quantum Tarbiyah”. Buku ini adalah bacaan inspiratif sebagai spirit untuk bangkit dan melejit. (hal 20).
Di awali dengan kata bangkit dan melejit, dan memang benar, isi dari buku ini selain menjadi bangkit dan melejit, di dalamnya juga mentraining diri kita, menemukan bintang yang bersinar dalam diri kita, mendahsyatkan, dan menggerakan kita untuk melejitkan potensi dan kita percaya bahwa kita adalah orang yang bermanfaat. InsyaAllah..
Buku ini bisa jadi pegangan bagi para Murobbi (Guru). Dalam bahasannya penulis memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang pentingnya tarbiyah (pendidikan), selain itu juga di buku ini bisa membantu untuk menyiapkan dan membentuk sosok Murobbi (Guru)  yang full manfaat.
Selanjutnya bahasa dri buku “New Quantum Tarbiyah” simple, sangat mudah untuk difahami oleh semua kalangan muda tua. Ringan dan renyah, setiap sub bagian temanya diberikan kisah kisah pada zaman  Rosulullah, Sahabat Rosul dan perumpamaan perumpaan yang dibuat seperti hal Filosofi Batu Bata, Filosofi pohon pisang, dan filosofi lebah, merupakan filosofi yang dekat dengan kehidupan diri kita.
Satu lagi didalam buku ini terdapat banyak sekali kata-kata motivasi untuk menjadikan kita lebih baik dan terus menjadi yang lebih baik lagi. Terdapat banyak sekali kata-kata yang membuat hati, pikiran menjadi tersadar untuk segera melakukan hal terbaik. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan meneruskan aktivitas tarbiyah (pendidikan) ini

Di akhir buku ini Ust.Solikhin pun memberikan tugas praktikum untuk kita kerjakan. Untuk menjadi seorang Murobbi (Guru) yang Dahsyat Full Manfaat (Amanina)